Monika Pandey – Penyakit autoimun menjadi salah satu isu kesehatan yang semakin sering dibicarakan karena dampaknya yang luas dan serius. Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit, malah menyerang jaringan atau organ tubuh sendiri. Kondisi ini dapat memicu berbagai komplikasi yang serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Penyakit autoimun adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan sistem imun. Dalam kondisi normal, sistem kekebalan tubuh bekerja dengan cara mengenali dan melawan patogen seperti virus dan bakteri. Namun, pada penyakit autoimun, sistem imun gagal membedakan antara sel tubuh sendiri dan “penyerang” asing. Akibatnya, sistem imun menyerang jaringan tubuh yang sehat, menyebabkan peradangan, kerusakan jaringan, dan disfungsi organ.
“Simak Juga: Infeksi Nosokomial, Ancaman yang Tidak Disadari Pasien”
Ada lebih dari 80 jenis autoimun yang telah teridentifikasi. Beberapa di antaranya adalah:
a. Lupus Eritematosus Sistemik (SLE): Menyerang berbagai organ seperti kulit, ginjal, dan jantung.
b. Rheumatoid Arthritis (RA): Menyerang persendian, menyebabkan nyeri dan kekakuan.
c. Multiple Sclerosis (MS): Menyerang sistem saraf pusat, memengaruhi kemampuan motorik dan sensorik.
d. Diabetes Tipe 1: Merusak sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.
e. Psoriasis: Menyebabkan peradangan pada kulit dengan gejala ruam dan bercak-bercak merah.
Autoimun dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, tergantung pada jenis dan organ yang diserang. Berikut beberapa bahaya utama:
a. Kerusakan Organ: Serangan berulang pada organ tertentu dapat menyebabkan kerusakan permanen, seperti gagal ginjal pada lupus.
b. Gangguan Fisik: Nyeri kronis, kelemahan, dan keterbatasan gerak sering dialami penderita autoimun, seperti pada rheumatoid arthritis.
c. Gangguan Keseimbangan Hormon: Autoimun seperti diabetes tipe 1 atau tiroiditis dapat menyebabkan disfungsi hormonal.
d. Komplikasi Psikologis: Hidup dengan autoimun sering memicu stres, kecemasan, atau depresi karena kondisi yang sulit diprediksi.
Autoimun belum dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi pengelolaan yang tepat dapat membantu meringankan gejala dan mencegah komplikasi. Deteksi dini melalui pemeriksaan medis, seperti tes darah atau biopsi, sangat penting. Pengobatan biasanya melibatkan obat imunosupresan, antiinflamasi, dan terapi untuk mengelola gejala.
“Baca Juga: BPJS Kesehatan Usulkan Tak Menanggung Penyakit Akibat Rokok”