Penyakit Berbahaya yang Bisa Ditularkan Oleh Kucing Liar
Monika Pandey – Kucing liar adalah masalah umum di perkotaan, dengan kehidupan bebas dan tidak terawat yang membuat mereka rentan terinfeksi penyakit. Tidak hanya bagi mereka sendiri, kucing liar juga bisa menjadi pembawa penyakit yang berbahaya bagi manusia maupun hewan peliharaan lainnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa penyakit berbahaya yang bisa ditularkan oleh kucing liar
Toksoplasmosis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Kucing merupakan salah satu hewan yang bisa menjadi inang utama bagi parasit ini. Kucing liar seringkali terinfeksi karena memakan tikus atau hewan pengerat yang terkontaminasi parasit tersebut. Manusia bisa terinfeksi melalui kontak dengan kotoran kucing yang mengandung oosista (cyst) dari parasit ini.
“Baca Juga: Bahaya Kejang pada Anak, Penyebab dan Cara Mengatasinya”
Gejala toksoplasmosis pada manusia bisa sangat beragam, mulai dari demam ringan hingga gangguan sistem saraf pusat, terutama bagi ibu hamil yang dapat mengalami komplikasi serius seperti keguguran atau kelahiran prematur.
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan menyerang sistem saraf pusat, yang hampir selalu berakibat fatal jika tidak segera diobati. Kucing liar yang tidak mendapat vaksinasi rabies rentan terhadap infeksi ini, terutama jika mereka tergigit atau tergores oleh hewan liar lain yang terinfeksi.
Meskipun penularan rabies lebih sering terjadi melalui gigitan, virus ini juga bisa menular melalui air liur yang terkontaminasi. Gejala pada manusia meliputi demam, sakit kepala, kecemasan, dan bisa berkembang menjadi kejang hingga koma.
Cacing pita adalah parasit yang sering ditemukan pada kucing liar, terutama yang memakan hewan kecil seperti tikus atau burung, dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan kotoran kucing yang terinfeksi. Infeksi cacing pita pada manusia umumnya terjadi saat seseorang tidak sengaja menelan telur cacing yang ada pada kotoran kucing. Meskipun infeksi cacing pita pada manusia jarang terjadi, namun bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan gatal-gatal pada kulit.
Bartonellosis disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae, yang bisa menular ke manusia melalui gigitan atau cakaran kucing terinfeksi. Gejalanya meliputi pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, dan penurunan berat badan. Kucing sering tidak menunjukkan gejala, sehingga pencegahan penting dilakukan dengan menghindari kontak langsung dan mencuci luka segera.
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Cryptosporidium yang menular melalui feses hewan terinfeksi seperti kucing. Gejalanya meliputi diare, kram perut, demam, dan muntah. Pada orang dengan sistem imun lemah, penyakit ini bisa berakibat fatal.
Ringworm adalah infeksi jamur yang menyerang kulit, rambut, dan kuku. Meskipun namanya mengandung kata “worm”, penyakit ini disebabkan oleh jamur, dan dapat menular melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi. Gejalanya berupa ruam gatal yang bisa berkembang menjadi sisik atau lepuhan.
“Baca Juga: Kunjungan Kerja Rektor USU Ke Fakultas MIPA”