Ketombe Adalah Jamur di Kulit Kepala? Simak Penjelasan Ini
Monika Pandey – Ketombe adalah kondisi akibat infeksi jamur Malassezia di kulit kepala, yang menyebabkan pengelupasan sel kulit mati dan gatal. Meskipun banyak yang mengira ketombe hanya disebabkan oleh kulit kering, sebenarnya ketombe lebih sering disebabkan oleh infeksi jamur di kulit kepala, tepatnya oleh jamur Malassezia. Jamur ini secara alami hidup di kulit kepala, namun kadang-kadang berkembang biak berlebihan, menyebabkan iritasi dan pengelupasan kulit. Ketombe bukan hanya masalah kosmetik, tetapi juga bisa menimbulkan rasa gatal dan ketidaknyamanan.
Jamur Malassezia adalah penyebab utama ketombe. Jamur ini memakan sebum atau minyak alami yang diproduksi oleh kulit kepala. Ketika jumlah Malassezia meningkat, ia dapat menyebabkan peradangan pada kulit kepala. Hal ini yang akhirnya menghasilkan produksi sel kulit yang lebih cepat. Sel-sel kulit yang mati ini akhirnya mengelupas, membentuk serpihan putih yang dikenal sebagai ketombe. Meskipun jamur Malassezia biasanya tidak berbahaya, ketidakseimbangan di kulit kepala bisa menyebabkan masalah seperti ketombe.
“Baca Juga: Phantosmia, Gangguan Halusinasi Penciuman”
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami ketombe, di antaranya:
Gejala ketombe meliputi serpihan putih atau kekuningan pada rambut dan pakaian, rasa gatal pada kulit kepala, serta kulit kepala yang tampak iritasi atau kemerahan. Ketombe dapat mengganggu kepercayaan diri seseorang karena serpihan putih yang jatuh ke pakaian bisa terlihat jelas, terutama pada pakaian berwarna gelap.
Pengobatan ketombe dapat dilakukan dengan menggunakan sampo anti-ketombe yang mengandung bahan aktif seperti zinc pyrithione, selenium sulfida, atau ketokonazol, yang efektif melawan jamur Malassezia. Selain itu, menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala, menghindari penggunaan produk perawatan yang mengandung bahan kimia keras, serta mengelola stres bisa membantu mencegah dan mengurangi ketombe.
“Simak Juga: Bupati Deli Serdang Jadi Narasumber Diskusi IKA MSP Fisip USU”