Monika Pandey – Wanita pekerja shift malam kini semakin banyak ditemukan di berbagai industri, mulai dari sektor kesehatan hingga manufaktur. Meskipun pekerjaan dengan jadwal ini memberikan fleksibilitas bagi para pekerja, bekerja pada malam hari ternyata membawa sejumlah risiko kesehatan yang serius. Salah satu risiko terbesar yang dihadapi oleh wanita pekerja shift malam adalah peningkatan kemungkinan terkena kanker.
Bekerja pada malam hari mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang merupakan jam biologis internal yang mengatur siklus tidur dan bangun. Ritme sirkadian yang terganggu dapat mengubah pola tidur dan mempengaruhi hormon tubuh, termasuk melatonin, yang berfungsi sebagai antioksidan alami dan memiliki peran penting dalam melawan pertumbuhan sel kanker.
“Simak Juga: Memijat Bayi, Manfaat dan Pentingnya untuk Kesehatan Si Kecil”
Melatonin biasanya diproduksi oleh tubuh saat tidur malam, tetapi bagi pekerja shift malam yang tidur di siang hari, produksi melatonin berkurang. Ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan sel-sel tubuh, yang pada akhirnya berkontribusi pada perkembangan sel kanker, terutama kanker payudara dan kanker usus.
Banyak penelitian menunjukkan adanya kaitan antara pekerjaan dengan shift malam dan peningkatan risiko kanker. Salah satu studi besar yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan pekerjaan shift malam sebagai “kemungkinan karsinogenik bagi manusia.” Ini berarti bahwa paparan terhadap gangguan ritme sirkadian dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker.
Studi lain menunjukkan bahwa wanita yang bekerja pada shift malam secara teratur memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Hal ini terutama bagi mereka yang telah bekerja dalam waktu lama pada shift malam. Pekerjaan ini dapat meningkatkan kadar estrogen yang tidak terkendali, faktor risiko utama kanker payudara.
Selain gangguan hormon, pekerja shift malam seringkali mengalami masalah kesehatan lain yang turut berkontribusi pada peningkatan risiko kanker. Kebiasaan makan yang buruk, kurang tidur, stres yang tinggi, serta peningkatan konsumsi kafein untuk tetap terjaga bisa memperburuk kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kurang tidur juga dapat mengurangi kemampuan tubuh dalam memperbaiki sel-sel yang rusak, yang meningkatkan peluang sel kanker berkembang.
Meskipun bekerja pada shift malam membawa risiko kesehatan yang cukup besar, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi dampaknya. Pekerja shift malam disarankan untuk menjaga pola tidur yang teratur dan berkualitas. Selain itu, perhatikan juga asupan makanan sehat yang kaya akan antioksidan, serta rutin berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh.
Selain itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama bagi wanita yang bekerja pada shift malam, guna deteksi dini potensi kanker. Menggunakan lampu yang redup saat tidur di siang hari juga dapat membantu tubuh memproduksi lebih banyak melatonin.
“Baca Juga: Bazar Pendidikan USU 2025, Temukan Program Studi yang Tepat”